Selasa, 05 Juni 2012

Kalah Sebelum Berunding


Kulihat ibu pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matamu berlinang
Mas intanmu terkenang
Hutan gunung sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang susah
Merintih dan berdoa
Kulihat ibu pertiwi
Kami datang berbakti
Lihatlah putra-putrimu
Menggembirakan ibu
Ibu kami tetap cinta
Putramu yang setia
Menjaga harta pusaka
Untuk nusa dan bangsa
“Ibu Pertiwi” oleh Ismail Marzuki

Ya ibu pertiwi memang sedang bersusah hati. Sekarang yang bisa dilakukan ibu pertiwi hanya merintih dan berdoa. Karena anak-anaknya terus-terusan menjadi pecundang. Anak-anaknya; para pemangku kekuasaan di Republik Indonesia baik di Pemerintahan maupun di Parlemen, kalah dalam berbagai perundingan khususnya dalam perjanjian pengembangan sumberdaya alam, pengembangan infrastruktur dan nyaris pada pengembangan semua sektor industri hulu dan hilir.
Padahal berbagai negara di dunia terutama negara-negara maju berusaha sungguh-sungguh mengembangkan sumberdaya manusianya dalam kemampuan berunding.
Negara tetangga Singapura misalnya termasuk negara kecil yang terus-terusan mengungguli Indonesia dalam berbagai perundingan perdagangan bilateral dan yang sangat populer kasus perjanjian ekstradisi. (Cardiyan HIS, Editor, “It’s Time for the World to Change. In the Spirit of Dignity, Equity, and Transparency”, Publisher: PT. Sulaksana Watinsa Indonesia, Jakarta, 2008). 
Namun Korea Selatan dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan berunding yang terbaik di dunia. Mereka memiliki kemampuan unik dalam berunding bahkan dalam posisi lemah sekali pun. Ada empat faktor yang mendukung kemampuan unik ini yakni Pertama, dibekali kemampuan memahami substansi. Kedua, kemampuan menjaga emosi sampai tahap-tahap akhir perundingan. Ketiga, kemampuan membuat kejutan. Keempat, bila perundingan dengan lawannya deadlock mereka punya kemampuan bagaimana mengembalikan kepada kemurahan hati lawannya (Kang, T.W., “Is Korea the Next Japan?”, The Free Press, New York, 1989). 
Sedangkan para perunding dan atau negosiator Indonesia? Kalah telak dengan Freeport McMoran. Kalah telak dengan Exxon Mobil. Kalah telak dengan Newmount. Kalah telak dengan PetroChina. Kalah telak dengan Toyota Corporation. Kalah telak dengan Temasek Group. Kalah telak dengan British American Tobacco. Untuk sekadar menyebut beberapa nama.
Bukan kalah karena para pemangku kekuasaan di Republik Indonesia bodoh tak memiliki penguasaan materi dalam menghadapi perundingan dengan MNC dan atau organisasi Multilateral. Tetapi saya menengarai mereka kalah karena harga dirinya sudah “terjual” demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Bahkan kalau ditelusuri ke hulunya, mereka secara sadar “membiarkan kekalahan” sejak dini karena Undang Undang Republik Indonesia yang semestinya menjadi payung perlindungan bagi Bangsa Indonesia sudah dimuati dan atau disusupi ayat-ayat yang membela kelompok kepentingan. Sehingga mereka akhirnya seperti perilaku "Kerbau Dicocok Hidung" dalam setiap kali berunding menghadapi MNC dan atau organisasi Multilateral.
Terlalu banyak kekalahan ini tentu saja sangat menyedihkan dan meresahkan bagi setiap Rakyat Indonesia yang sejak lama mendambakan kekayaan Rakyat Indonesia dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kesejahteraan Rakyat Indonesia. Mereka para pemangku kekuasaan seperti tak memiliki sikap kesetaraan lagi sebagai wakil Bangsa Indonesia yang Merdeka dan Berdaulat. Mereka tak memiliki roh, tak memiliki jiwa dalam substansi perundingan; yang ada adalah mental rendah diri yakni kalah sebelum berunding!
Padahal pendiri Republik Indonesia, Presiden RI Pertama Ir. Soekarno yang visinya jauh melampaui jamannya, yang misinya diimplementasikan melalui Perdana Menteri RI Ir. Djuanda (keduanya alumni ITB) juga telah menginspirasi banyak negara dalam mengelola sumberdaya alam. Bahwa Indonesia-lah pemilik sumberdaya alam bukan para perusahaan asing. Jadi sudah sepantasnya Indonesia memiliki posisi tawar yang setara dengan mereka. Bahwa mereka benar memiliki uang dan teknologi tetapi posisi mereka dalam berbisnis di Indonesia walau bagaimana pun adalah tetap hanya sebagai KONTRAKTOR BUKAN PEMILIK.
Saya berharap, dalam skala Indonesia Incorporated, para pemangku kekuasaan di Jakarta seharusnya lebih percaya diri dalam membuat kebijakan. Hilangkanlah kepentingan pribadi dan kelompok. Yang harus di ke depankan adalah bekerja untuk kepentingan Rakyat Indonesia semata. Bila roh substansi pro Rakyat Indonesia dalam setiap perjanjian atau perundingan ini sudah menyatu dalam jiwa para pemangku kekuasaan tak akan ada satu pun MNC dan atau organisasi Multilateral yang akan melecehkan harga diri Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah sebenar-benarnya memang Bangsa Pejuang bukan Bangsa yang mudah diinjak-injak harga dirinya.

Berharap kepada Kampus?
Jadi sangatlah sulit kita berharap kepada para pemangku kekuasaan di Republik Indonesia untuk mengubah mental pecundangnya begitu saja, dalam jangka pendek bahkan dalam jangka panjang sekalipun. Kita agaknya hanya menyisakan harapan kepada kampus yang setidaknya masih memiliki karakter sebagai penjaga nilai-nilai; yang akan mampu mengubah paradigma mentalitet pecundang ke mentalitet unggulan secara mendasar dan berjangka panjang jauh ke depan. Kampus yang masih memandang bahwa proses pendidikan berkarakter adalah jauh lebih penting dari proses pengajaran karena kampus bukan lembaga ujian.
Sebagai salah seorang yang pernah digodok di kawah Candradimuka ITB sejak tahun 1973 di masa kehidupan mahasiswa ITB yang sangat dinamis. Dan ITB sendiri masih dipandang sebagai kampus yang berkarakter kuat sebagai penjaga nilai-nilai, disamping memiliki reputasi akademik terpandang di kawasan Asia Pasifik. Maka dalam benak saya dan banyak teman-teman sudah tertanam sejak dini bahwa anak ITB sebenarnya sama saja dengan mahasiswa MIT. Mahasiswa MIT belajar Kalkulus 1 sampai Kalkulus 4 sama dengan yang dipelajari oleh mahasiswa ITB. Mahasiswa ITB belajar Fisika Dasar sampai Fisika Teoritis seperti halnya mahasiswa MIT. Begitu pula untuk banyak matakuliah lainnya; mahasiswa MIT dan ITB mempelajari ilmu yang sama.
Jadi apa sebenarnya yang membedakan mahasiswa ITB dengan mahasiswa MIT? Menurut saya bukan soal kampus MIT yang lebih luas dan fasilitas laboratoriumnya yang jauh lebih hebat di sebuah negara adidaya Amerika Serikat; tetapi lebih kepada ekspektasi mahasiswa MIT melebihi ekspektasi mahasiswa ITB.
Mahasiswa ITB memang memiliki tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi bahkan cenderung arogan untuk ukuran mahasiswa di Indonesia. Tetapi mahasiswa ITB belum sampai kepada tahapan mimpi yang dimiliki oleh umumnya mahasiswa MIT. Mahasiswa MIT memiliki ekspektasi sangat tinggi dalam menatap masa depannya. Kalau diibaratkan memiliki mimpi; mimpi mahasiswa MIT adalah: "to dream the impossible dream"!
Disinilah peranan Perguruan Tinggi (PT) yang mampu melakukan proses pendidikan tidak hanya pada proses pengajaran saja kepada para mahasiswanya, akan menjadi pilar-pilar yang strategis. Mahasiswa-mahasiswa yang berkarakter kuat, yang memiliki kepribadian mandiri dan penuh idealisme hanya akan tumbuh berkembang di dalam kampus yang mengedepankan proses pendidikan yang berkarakter. Tentu mendidik mahasiswa yang berkarakter tidak mudah disamping memerlukan banyak dosen yang berkarakter kuat pula, yang sangat penting adalah sikap PT itu sendiri dalam cara pandang bahwa mendidik mahasiswa jangan dianggap sebagai Cost Center dan hanya buang-buang waktu saja. Tetapi mendidik mahasiswa adalah suatu misi strategis PT dalam menyiapkan mahasiswa sebagai calon pemimpin tangguh bagi Bangsa Indonesia bermasa depan cerah.

Oleh Cardiyan HIS 
http: cardiyanhis.blogspot.com
http: //id.linkedin.com/pub/cardiyan-his/20/742/2a6


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Judul Artikel

Tags

Labels

845. Tuhan Hadir di Salman (1) 846. Keringkan Kolamnya semua Ikan mudah dikuasai. (1) 847. Stalin dan Ayam. (1) 848. Penemu Permainan Catur (1) 849. To Much Love Will Kill You (1) 850. Kecerdasan dan Kepribadian (1) 851. Semua Orang Bisa Menulis (1) 852. Adakah Orang Yang Lebih Kaya Dari Dirimu ? (1) 853. Kesabaran Ammar Mustafa di Kota Riyadh (1) 854. Menyempurnakan Amal (1) 855. Misteri angka 6174 (1) 856. How Millennials Kill Everything (1) 857. Wardah di Harvard (1) 858. Pondok Ban Tan dan Surin Pitsuwan (1) 859. Snapshot: One Day In Batman’S Life (1) 860. One Way Ticket (1) 861. Pelajaran Allah Kepada Nabi Musa AS (1) 862. REAKSI vs RESPONS (1) 863. "Whiner or Winner (2) 864. Dia Bukan Pengemis (1) 865. Roel Mustafa Si Lelaki 1.000 Janda: Menafkahi Tidak Harus Menikahi (1) 866. Kolonel Sanders (1) 867. Sebuah Komitmen (1) 868. Tunov : Petani Cabai yang dimusuhi Mafia Tengkulak (1) 869. Kesalahan (1) 870. Filosofi Pohon Bambu (1) 871. Muhammad Hamza (1) 872. Wasiat Sang Ibu untuk Seorang Anak yang Telah Menelantarkannya (1) 873. Kisah Sumur Usman Bin Affan (1) 874. Kisah Erdogan Kecil yang Menolak Sholat Beralas Koran (1) 875. Hakim Cium Tangan Terdakwa (1) 876. Kisah Pendiri WhatsApp (1) 877. Daripada Mengutuk Kegelapan (1) 878. Kisah Si Pandai dan Si bodoh yang mempertanyakan 3 x 7 = 27 ?? (1) 879. Udin Menjadi Dokter (1) 880. Berebut Balon (1) 881. Kisah Secangkir Kopi (1) 882. Sesama Hewan Landak tidak mungkin saling merapat satu (1) 883. Gaji Terakhir Abdullah Untuk Sang Istri ( Kejadian Mengharukan) (1) 884. Monkey Business (1) 885. Kisah Pemuda Yang Menikahi Wanita “Buta (1) 886. Terlambat Mencintainya (1) 887. Kisah Hikmah Seorang Ayah dan Anak (1) 888. Kisah Sedih Rindu Suami kepada Istri dan Anak kepada Ibu (1) 889 Hidayah saat mau gantung diri di Tengah Guyuran Hujan Lebat (1) 890 Menukar Yang Berharga (1) 891 Indonesia Negeri 1945 (1) 892 Papa - Kembalikan Tangan Ita.... (1) 893 Ketika Allah berkata : "Tidak" (1) 894 Pemimpin dan Aspirasi (1) 895 Jenis Laki laki yang Ditarik Perempuan ke Neraka (1) 896 Bakso Khalifatullah (1) 897 Perampokan di Bank (1) 898 Memaknai Arti Kehilangan (1) 899 Lalat dan Semut (1) 900 Apakah Anda Kecanduan Jejaring Sosial dan menjadi Anti Sosial ? (1) 901 Penipuan lewat SMS (1) 902 Calon Raja (1) 903 Manajemen Panik (1) 904 Kabar Burung (1) 905 Mengapa Menunda Menikah ? (1) 906 6 Kekuatan Dahsyat Dalam Diri Manusia (1) 907 Hindari Jebakan Rutinitas Berumah Tangga (1) 908 Hati hati dengan Cermin 2 Arah di Toilet (1) 909 Bagaimana Anda Ingin Diingat ? (1) 910 Kevin Carter Fotografi Yang Bunuh Diri Setelah Menerima Penghargaan (1) 911 Jika anda .... ingatlah ... (1) 912 Meraih Rezeki Yang Sudah Tersaji (1) 913 Dialog Ustadz dengan Anaknya (1) 914 Sudah Waktunya Membahas Tentang Kesehatan Mental Nasional (1) 915 Sebagian Alasan Kenapa Dokter Dokter Di Negara Maju "pelit" Kasih Obat (1) 916 Kurikulum SD di Jepang (1) 917 Kurikulum SD Tahun 2013 (1) 918 Nasgitel (1) 919 Jendela (1) 920 Kisah Seorang Pemuda di Gerbong Kereta (1) 921 10 Tanda Kehancuran Sebuah Bangsa (1) 922 Berkumpullah dengan sesama Elang (1) 923 Dialog Anggota DPR (1) 924 Ayam Jantan Tidak Pernah Berbohong (1) 925 Bill Gates : 11 Peraturan yang Anak-Anak Tidak Akan pelajari di Sekolah (1) 926 Hati Seekor Tikus (1) 927 Regenerasi Diadang Godaan Pragmatisme (1) 928 Tekad Baru : Hidup yang polos polos saja (1) 929 Makna Filosofi dari Lagu Gundul Gundul Pacul (1) 930 Tetap Semangat (1) 931 Kalah Sebelum Berunding (1) 932 Jangan mudah menghakimi seseorang (1) 933 Ketika Wong nDeso Naik Pesawat . . . (1) 934 Anak bisa sukses bila dia dilatih sukses (1) 935 Kenaikan BBM dan Kepedulian Pemerintah bagi Rakyat Miskin (1) 936 Semuanya Milik Allah (1) 937 Sepotong Cinta (1) 938 Ciri Priya Berbakat Kaya (1) 939 Renungan hidup Islami yang harus dibaca dan dipraktekkan (1) 940 Pengalaman Inspiratif Prof Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI) (1) 941 L u c u (1) 942 Anak adalah titipan Allah (1) 943 Mom is The Best Super Hero in The Word (1) 944 Perang Puisi Laki Laki dan Wanita (1) 945 Kisah Besi dan Air (1) 946 Katak Lomba Lari (1) 947 Kisah Baut Kecil (1) 948 Kisah Wortel (1) 949 Jalan menuju keberhasilan (1) 950 Kisah sepotong kue (1) 951 Membangun atau menghancurkan ekonomi bangsa (1) 952 Hukum Truk Sampah ! (1) 953 Cinta yang Tersembunyi (1) 954 Nilai Seikat Kembang (1) 955 Meja Kayu (1) 956 Enam Kesalahan Terbesar Entrepreneur Yang Jarang Dibahas (1) 957 7 Seni Memaksimalkan Daya Tarik (1) 958 Putuskan Benang Itu ! (1) 959 Bisnis dengan Modal Nol (1) 960 Bekal Sukses Itu Bernama "PD" (1) 961 Saat Kenyataan Tak Sesuai Impian... (1) 962 Di Mana Tempat Terbaik Kita ? (1) 963 Seperti Apa Anda Mengukir Sejarah ? (1) 964 Aku ingin jadi Spiderman (1) 965 Kritik Anda adalah Kue Anda (1) 966 Tentukan Perubahan - Jangan Menunggu ! (1) 967 Di balik Keharuman Pahlawan (1) 968 Arti Cinta Bagi CEO Apple Inc (1) 969 Pengalaman Pramugari (1) 970 Penipuan Canggih Lewat Telepon (1) 971 Sempatkan Untuk Mendengar ! (1) 972 Dimana Letak Bahagia Anda ? (1) 973 Jam Tangan dan Keberanian Mencoba (1) 974 Pengalaman Keliling Dunia Anne Ahira (1) 975 Kuasai Kecerdasan Emosi Anda ! (1) 976 Mengenal Anne Ahira (1) 977 Nikmati Perbedaan (1) 978 Empati (1) 979 Kesendirian Tidak Selalu Mematikan ! (1) 980 Tempayan Retak (1) 981 Tetapkan Tujuan Hidup (1) 982 Hargai Apa Yang Kita Miliki (1) 983 Hikmah Meninggalkan Perkataan Bohong (1) 984 Obat BUKAN JAWABAN (1) 985 Paku dan Pemuda Pemarah (1) 986 Jendela Rumah Sakit (1) 987 Pelajaran Sang Keledai (1) 988 Filosofi Pensil (1) 989 Kutu Anjing dan Motivasi (1) 990 Mengambil Pelajaran dari Permen (1) 991 Tertipu Penampilan (1) 992 Lukmanul Hakim bersama Anak dan Keledainya (1) 993 Lateral Thinking (1) 994 Otak bu guru yg rada rada (1) 995 Racun Hati (1) 996 Hadiah (1) 997 Cangkir Yang Cantik (1) 998 Filsafat Bolak Balik (1) 999 Bajak Laut (1) A. Qoyum Tjandranegara (1) Abu Hanifah (1) Adam Lanza (1) Afrika Utara (1) Air (1) Alfred Nobel (1) Allah (1) Amerika Serikat (6) Amsterdam (1) Anak Jenius Programer Komputer Termuda Dunia (1) Andre Wongso (1) Android (1) Andy F Noya (1) Anjing (1) Anne Ahira (22) APBN (1) Apple Inc (1) Ardiansyah (1) Arthur Cutton (1) Asian Brain (1) At-Thoriq Ilal Jannah (1) Atheis (1) Attitude (1) Autisme (1) Ayam (1) Ayam Jantan (1) Balon (1) Bandara (1) Banjaran (1) Bank (2) Bank Dunia (1) Bank Indonesia (1) Batman (1) Batubara (2) BBM (1) Beijing (1) Being professional (1) Berita Selentingan (1) Besi (1) Bibit (1) Bill Gates (3) Bintaro (1) Bisu dan Lumpuh” (1) Boyolali (1) Buku Sepatu (1) Bullying (1) Bumi (1) Bumi Serpong Damai (1) Bunga (2) Burung (1) Cabai (1) Cahyadi Takariawan (2) California (1) Cangkir (1) Cardiyan HIS (2) Cat Woman (1) Cermin (1) Character Building (1) Charles Schwab (1) Chiken Soup (1) China Airline (1) Chrome (1) Cina (1) Cinta (1) Cita cita (1) Cucu (1) Dadang Kadarusman (1) Dahlan Iskan (2) dan Kopi (1) Dell Computer Corp (2) Desa Bunigeulis (1) Discouragement (1) Dokter (1) Donald Hiroto (1) Donald Trump (1) DPR (1) E-Magazine (1) E-ticket pesawat (1) Easy Money (1) Elang (1) Emha Ainun Nadjib (1) Encouragement (1) Entrepreneur (2) Erdogan (1) Experience (1) Facebook (1) Fakultas Kedokteran Universistas Tarumanegara (1) Financial bootstrapping (1) Fiqh (1) Football Coach (1) Forpiko (1) Freeport Indonesia (1) Fritzhugh Dodson (1) Gedung Kemendikbud (1) Gempa Sumatera (1) Gharar (1) Google (1) Gramedia (1) Growth (1) Gundul (1) Gunung Ciremai (1) Hadiah (1) Halle Berry (1) Harvard University (1) Haryo Ardito (1) Helen Keller (2) Helen Tze (1) Henry Remanleh (1) Heppy Trenggono (1) Hiramsyah S Thaib (1) Hiu (1) Hotel Kempinski Jakarta (1) Howard Hupson (1) Howard Tennan (1) Huisart (1) Ibu Pertiwi (1) Idris-Djunaedi Abdilah (1) Imam Ghazhali (1) India (1) Indonesia (4) Informasi (1) Intangible Asset (1) Interest (1) Internet Marketer (1) Irwan Prayitno (1) Islam (1) Islamedia (1) Ismail Marzuki (1) Ivar Krueger (1) Jabar (1) Jam Tangan (1) James Bond 'Die Another Day (1) Jawa Barat (1) Jean Dominique Bauby (1) Jejaring Sosial (1) Jepang (2) Jesse Livermore (1) Jessica Chandra (1) Jumadi Subur (1) Kabar Angin (1) Kabupaten Kuningan (1) Kakek (1) Kaki Palsu (1) Kantong Empedu (1) Kaos Mutif (1) Kaum Duafa (1) Kecerdasan Emosi (1) Kehidupan (2) Kehilangan (1) Keilmuan (1) Kekuatan dari Fokus (1) Kekuatan Disiplin Diri (1) Kekuatan Impian (1) Kekuatan Manusia (1) Keledai (2) Keluarga (1) Kemauan (1) Kentucky Fried Chicken (1) Kerajaan Arab Saudi (1) Kereta Api (1) Kesehatan (2) Kesehatan Mental (1) Kesempatan. (1) Kevin Carter (1) Khairil Anwar (1) Killing boredom (1) Koki (1) Kolonel Sanders (1) Kompas.com (1) Kopi (1) Korea (1) Korea Selatan (1) Kucing (1) Kura kura (1) Kurikulum SD (2) Kustiyadi (62) Kutu Anjing (1) Kyai (1) Laki laki (1) Lalat (1) Lebih Baik Menyalakan Lilin (1) Lechman Brother (1) Lendo Novo (1) Leon Fraser (1) Li-li (1) Ling (1) Lisa Long (1) Lukmanul Hakim (1) M Anis Matta (1) Macintosh (1) Maisyir (1) Majalah PESONA (1) Massachusetts (1) Mata Satu (1) Matahari (1) Matsnawi Ma'nawi (1) Maulana Jalaluddin Muhammad Mowlavi (1) Menikah (1) Menteri BUMN (1) Michael Dell (1) MicroSoft Inc (2) Mind changing concept (1) Miskin (1) Moral (1) Motivasi (4) motivatweet (1) MT. Whitney High School Visalia (1) Muhaimin Iqbal (1) MUI (1) Mumun (1) Munawar Kholil (1) Musfikin (1) Nabi Musa as (1) Narso (2) Natin (1) Nelson Mandela (1) Nenek (2) New York Times (1) Nida (1) Ninik Kristiyani (1) Nobel (1) Obat (1) Operasi (1) Orangtua (1) Oscar (1) Pacul (1) Pahlawan (1) Paku (1) Parang Aris Budiman (1) Peking (1) Pelaut (1) Pembelah Kayu (1) Pemburu (1) Pemuda (1) Pemuda Pemarah (1) Pencuri Kue (1) Pendidikan (3) Penipuan (1) Penjual Es Keliling (1) Pensil (1) Penyesalan (1) Penyihir Sakti (1) Permen (1) Petani (1) Pixar Animation Studios (1) Polda Metro Jaya (1) Pramugari (1) PT. Sulaksana Watinsa Indonesia (1) QS: Al-Israa’ ayat 36 (1) QS. Al Baqarah : 155-157 (1) QS. Al Hujurat ayat 6 (1) QS. Ar Rum : 41 (1) QS. Maryam 25 (1) Racun (1) Raja (1) Raja Dinamit (1) Ramang-Aang Witarsa (1) Razzie Award (1) Reed College (1) Register Content (1) Rejeki (1) Rekening (1) Rentenir (2) Restoran (1) Rhenald Kasali Prof (1) Riba (1) Richard Whitney (1) Robert G. Ingersoll (1) Rokok (1) Romo Mangunwijaya (1) Rumah Sakit (4) Salma (1) Sanders (1) Sandra Eller (1) Sandy Hook di Newtown (1) Sanggar Tari (1) Sarkozy (1) Satwa (1) Sebuah Pelajaran Berharga dari Jordania (1) Sedekah (1) Sejarah (1) Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (1) Seligman (1) Semarang (1) Semut (1) Seoul (1) Setiawan Eko Nugroho (1) Shanghai (1) Shasimi (1) Sinetron (1) Singa (1) Singapura (2) Sinshe (1) SMS (1) Soetjipto Soentoro-Anwar Udjang (1) Solihin GP-Sukandar (1) Spider Man (1) ST (1) Steve Jobs (1) Steven Ny (1) Steven Wozniak (1) Subakat Hadi (1) Sudan (1) Sugiharto (1) Sumur (1) Sunan Kalijaga (1) Sundar Pichai (1) Suster (1) Susy Aisyah Nataliwati (1) Swim with the tide (1) Taman Kanak Kanak (1) Tan Shot Yen dr. (1) Tangan Berkait (1) Telur (1) Tempayan (1) The Art of The Comeback (1) The Art of The Deal dan Surviving at the Top (1) The Power of Dreams (1) The Power of Focus (1) The Power of Self Discipline (1) The Well of Ruma (1) Thomas Lickona (1) Tipp-Ex (1) Toko Obat Cina (1) Toyota Corporation (2) Tri Astuti (3) Tsabit bin Ibrahim (1) Tukang Air (1) Tuli (1) Tunov Mondro Atmodjo (1) Twitter (1) Ucok Baba (1) USA Today (1) Ushul Fiqih (1) Utsman bin Affan (1) Vince Lombardi (1) Wang (1) Wanita (2) Widjajono Partowidagdo (1) Wortel (1) Yoyoi Oyoi (2) Zakky (1)