Minggu, 19 Februari 2017

Mengenal Sosok Tunov : Petani Cabai Magelang yang dimusuhi Para Mafia Tengkulak



Tahun 2010 petani cabai di Magelang, Jawa Tengah, terpukul akibat harga jual cabai terjun bebas hingga Rp 2.000 per kilogram. Ratusan petani bangkrut dan terjerat utang. Belajar dari peristiwa itu, Tunov Mondro Atmodjo turun ke ladang untuk mengurai akar masalah.
Pemuda berusia 34 tahun itu mengedukasi para petani cabai dengan lahan kurang dari 3.000 meter persegi di Dusun Tanggulangin, Desa Girikulon, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ia tak menyentuh petani besar yang lahannya di atas 1 hektar.
”Cabai itu bukan komoditas yang bisa disimpan lama. Pengembangan tanaman cabai di lahan yang luasnya kurang dari 3.000 meter persegi lebih efektif. Panennya akan maksimal dan harga terjaga sesuai ongkos budidaya,” tutur Tunov.
Oleh karena itu, alih-alih mengejar peningkatan produksi cabai, ia memilih membangun kesadaran petani pada seluk-beluk bisnis cabai. ”Saya mengubah pola pikir petani mengenai budidaya cabai, mulai dari pemeliharaan hingga penanganan pasca panen,” kata Tunov, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Giri Makmur, Kabupaten Magelang, ini.
Cabai bisa dipanen mulai umur 90 hari sampai 6 bulan. Setiap minggu pada musim panen, cabai bisa dipetik 2-3 kali. Satu pohon menghasilkan sekitar 115 cabai dan 1 kilogram (kg) setidaknya 350 cabai.
Kalau harga jual terendah Rp 15.000 per kg, petani memperoleh hasil bersih Rp 5 juta. Idealnya, harga jual cabai di tingkat petani minimal Rp 20.000 per kg supaya petani untung 20 persen. Kenyataannya, harga cabai sering jatuh karena adanya mafia.
Mereka bisa menekan harga di tingkat petani serendah mungkin, kemudian menjual harga cabai di pasar setinggi mungkin. Akibatnya, harga cabai tak terkendali dan menjadi pemicu inflasi.
Perang Bisnis cabai memang menggiurkan. Setiap hari Jakarta saja membutuhkan pasokan 120 ton cabai. Pemasok cabai menyetor jam berapa pun pasti diterima pasar. Sayang, jalur distribusi cabai dari petani ke pedagang pasar dikuasai mafia. Akibatnya, perbedaan harga jual di tingkat petani dan harga jual di pasar bisa sampai 120 persen.
Tunov ingin petani setidaknya bisa menguasai 30 persen pasar cabai di Jakarta. Menurut dia, kunci dalam bisnis cabai sederhana. Siapa yang menguasai cabai pasti menguasai pasar. Karena itu, Tunov membuat jalur pemasaran tunggal sejak 2015. Ia melarang petani menjual cabai sendiri-sendiri.
Cabai yang dipanen dikumpulkan di rumah kelompok tani. Ia lalu memanggil pedagang untuk membeli cabai secara lelang. Penjualan cabai bisa dilakukan tanpa lewat tengkulak atau mafia cabai. Harga cabai di tingkat petani pun meningkat. Selain itu, sebagian cabai dikirim langsung ke pasar induk di Jakarta. Mereka menyebut strategi ini ”operasi pasar”.
Meski risiko ”operasi pasar” cukup besar, strategi ini ampuh menghancurkan monopoli mafia. Ia bercerita, Oktober lalu harga cabai di pasar merangkak di kisaran Rp 45.000 per kg. Dia dan kawan-kawan melancarkan ”operasi pasar” ke Jakarta. Mereka membanderol cabai segar Rp 20.000 per kg. Dalam dua jam, cabai mereka ludes terjual.
Mafia cabai yang berharap mendapat untung besar dari ”menggoreng” harga pun merugi. Ada tengkulak yang rugi hampir Rp 2 miliar akibat gelontoran cabai segar Tunov dan kawan-kawan.
Gerakan Tunov dan para petani itu mendapat perlawanan. Sejumlah tengkulak menebar teror dan ancaman kepada petani dan pedagang yang menerima pasokan cabai dari Magelang. Namun, Tunov dan kawan-kawan tetap bergeming.
Berkat usaha keras mereka, harga cabai di tingkat petani bisa menguntungkan. Gerakan mereka juga mendapat dukungan para petani cabai lainnya, bahkan yang berasal dari kecamatan lain, seperti Grogol, Kajoran, Dukun, Pakis, dan Kopeng di Kota Salatiga.
Gapoktan Giri Makmur yang dipimpin Tunov semakin berkembang. Anggotanya kini berjumlah 700 petani yang tersebar di Kecamatan Secang dan Grabag.
Gerakan mereka juga memengaruhi harga jual cabai di pasar Jakarta. Jadilah Tunov sering diajak rembuk di tingkat Kementerian Pertanian dan instansi lain untuk menemukan formula pertanian dan tata niaga cabai di tingkat nasional. Ia menjadi satu dari sembilan petani andalan cabai dari sejumlah daerah di Indonesia.

Anak petani
Pertanian lekat dengan kehidupan Tunov. Sang ayah, Martoyo Cokro Miharjo, adalah petugas penyuluh pertanian sekaligus sahabat petani, khususnya petani cabai.
”Orangtua saya memberi nama Tunov karena saya lahir pada tujuh November,” kata Tunov, petani cabai di lereng Gunung Merbabu ini seraya tertawa.
Sebelum menjadi petani cabai, Tunov sempat mengambil jalan hidup lain. Dia memilih bersekolah di Akademi Seni Rupa dan Desain Modern, School of Design Yogyakarta. Setelah itu, dia sempat bekerja dalam industri film. Tunov antara lain pernah menjadi produser film dan bekerja dengan Deddy Mizwar pada 2009.
Baru pada 2013 Tunov memutuskan kembali ke ”akar” kehidupan masa kecilnya, yakni pertanian. Tanpa merasa canggung sedikit pun, dia kemudian mengolah tanah dan menanam cabai di lahan milik bersama para petani.
Tunov kemudian menikmati kehidupannya sebagai petani. Dia kembali akrab dengan para petani, hingga diangkat sebagai pembina petani pada 2013. Belakangan, setelah ia berhasil menggunting cengkeraman mafia, budidaya cabai semakin ramai dan menyebar di Magelang dan sekitarnya.
Melihat keberhasilan itu, Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah selaku ketua tim pengendali inflasi daerah tertarik dengan pola pengembangan cabai yang dilakukan Gapoktan Giri Makmur.
Instansi itu lantas memberikan tugas kepada dia untuk menyiapkan sekitar 6.000 benih cabai. Bibit itu nantinya akan ditanam para ibu dalam program Kampung Cabai di 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah.
”Kalau satu desa menanam 15.000 pohon cabai sudah setara dengan menanam pohon cabai 1 hektar. Para ibu bisa menanam cabai di rumah, cukup 10-20 pohon cabai di polybag. Hasilnya bisa mencukupi kebutuhan mereka sendiri,” ujar pria lajang tersebut.
Gerakan ini digulirkan guna mendorong swasembada cabai untuk rumah tangga. Tujuannya para ibu tetap bisa membuat sambal meski harga cabai melangit.

**
Tunov Mondro Atmodjo
Lahir:
Magelang, Jawa Tengah, 7 November 1982
Pendidikan:
SMA Muhammadiyah Magelang, 2001
Akademi Seni Rupa dan Desain Modern School of Design, Yogyakarta, 2005
Pekerjaan:
Pembina petani cabai di Magelang dan sekitarnya, 2013
Organisasi:
Ketua Gabungan Kelompok Tani Giri Makmur, Kabupaten Magelang
Penghargaan:
Petani Penggerak Cabai, Kementerian Pertanian 2016
Pemuda Berprestasi Bidang Pertanian, Kementerian Pertanian 2016
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 November 2016, di halaman 16 dengan judul "Menggunting Mafia Bisnis Cabai".

http://iyasung.blogspot.co.id/2017/01/mengenal-sosok-tunov-petani-cabai.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Judul Artikel

Tags

Labels

845. Tuhan Hadir di Salman (1) 846. Keringkan Kolamnya semua Ikan mudah dikuasai. (1) 847. Stalin dan Ayam. (1) 848. Penemu Permainan Catur (1) 849. To Much Love Will Kill You (1) 850. Kecerdasan dan Kepribadian (1) 851. Semua Orang Bisa Menulis (1) 852. Adakah Orang Yang Lebih Kaya Dari Dirimu ? (1) 853. Kesabaran Ammar Mustafa di Kota Riyadh (1) 854. Menyempurnakan Amal (1) 855. Misteri angka 6174 (1) 856. How Millennials Kill Everything (1) 857. Wardah di Harvard (1) 858. Pondok Ban Tan dan Surin Pitsuwan (1) 859. Snapshot: One Day In Batman’S Life (1) 860. One Way Ticket (1) 861. Pelajaran Allah Kepada Nabi Musa AS (1) 862. REAKSI vs RESPONS (1) 863. "Whiner or Winner (2) 864. Dia Bukan Pengemis (1) 865. Roel Mustafa Si Lelaki 1.000 Janda: Menafkahi Tidak Harus Menikahi (1) 866. Kolonel Sanders (1) 867. Sebuah Komitmen (1) 868. Tunov : Petani Cabai yang dimusuhi Mafia Tengkulak (1) 869. Kesalahan (1) 870. Filosofi Pohon Bambu (1) 871. Muhammad Hamza (1) 872. Wasiat Sang Ibu untuk Seorang Anak yang Telah Menelantarkannya (1) 873. Kisah Sumur Usman Bin Affan (1) 874. Kisah Erdogan Kecil yang Menolak Sholat Beralas Koran (1) 875. Hakim Cium Tangan Terdakwa (1) 876. Kisah Pendiri WhatsApp (1) 877. Daripada Mengutuk Kegelapan (1) 878. Kisah Si Pandai dan Si bodoh yang mempertanyakan 3 x 7 = 27 ?? (1) 879. Udin Menjadi Dokter (1) 880. Berebut Balon (1) 881. Kisah Secangkir Kopi (1) 882. Sesama Hewan Landak tidak mungkin saling merapat satu (1) 883. Gaji Terakhir Abdullah Untuk Sang Istri ( Kejadian Mengharukan) (1) 884. Monkey Business (1) 885. Kisah Pemuda Yang Menikahi Wanita “Buta (1) 886. Terlambat Mencintainya (1) 887. Kisah Hikmah Seorang Ayah dan Anak (1) 888. Kisah Sedih Rindu Suami kepada Istri dan Anak kepada Ibu (1) 889 Hidayah saat mau gantung diri di Tengah Guyuran Hujan Lebat (1) 890 Menukar Yang Berharga (1) 891 Indonesia Negeri 1945 (1) 892 Papa - Kembalikan Tangan Ita.... (1) 893 Ketika Allah berkata : "Tidak" (1) 894 Pemimpin dan Aspirasi (1) 895 Jenis Laki laki yang Ditarik Perempuan ke Neraka (1) 896 Bakso Khalifatullah (1) 897 Perampokan di Bank (1) 898 Memaknai Arti Kehilangan (1) 899 Lalat dan Semut (1) 900 Apakah Anda Kecanduan Jejaring Sosial dan menjadi Anti Sosial ? (1) 901 Penipuan lewat SMS (1) 902 Calon Raja (1) 903 Manajemen Panik (1) 904 Kabar Burung (1) 905 Mengapa Menunda Menikah ? (1) 906 6 Kekuatan Dahsyat Dalam Diri Manusia (1) 907 Hindari Jebakan Rutinitas Berumah Tangga (1) 908 Hati hati dengan Cermin 2 Arah di Toilet (1) 909 Bagaimana Anda Ingin Diingat ? (1) 910 Kevin Carter Fotografi Yang Bunuh Diri Setelah Menerima Penghargaan (1) 911 Jika anda .... ingatlah ... (1) 912 Meraih Rezeki Yang Sudah Tersaji (1) 913 Dialog Ustadz dengan Anaknya (1) 914 Sudah Waktunya Membahas Tentang Kesehatan Mental Nasional (1) 915 Sebagian Alasan Kenapa Dokter Dokter Di Negara Maju "pelit" Kasih Obat (1) 916 Kurikulum SD di Jepang (1) 917 Kurikulum SD Tahun 2013 (1) 918 Nasgitel (1) 919 Jendela (1) 920 Kisah Seorang Pemuda di Gerbong Kereta (1) 921 10 Tanda Kehancuran Sebuah Bangsa (1) 922 Berkumpullah dengan sesama Elang (1) 923 Dialog Anggota DPR (1) 924 Ayam Jantan Tidak Pernah Berbohong (1) 925 Bill Gates : 11 Peraturan yang Anak-Anak Tidak Akan pelajari di Sekolah (1) 926 Hati Seekor Tikus (1) 927 Regenerasi Diadang Godaan Pragmatisme (1) 928 Tekad Baru : Hidup yang polos polos saja (1) 929 Makna Filosofi dari Lagu Gundul Gundul Pacul (1) 930 Tetap Semangat (1) 931 Kalah Sebelum Berunding (1) 932 Jangan mudah menghakimi seseorang (1) 933 Ketika Wong nDeso Naik Pesawat . . . (1) 934 Anak bisa sukses bila dia dilatih sukses (1) 935 Kenaikan BBM dan Kepedulian Pemerintah bagi Rakyat Miskin (1) 936 Semuanya Milik Allah (1) 937 Sepotong Cinta (1) 938 Ciri Priya Berbakat Kaya (1) 939 Renungan hidup Islami yang harus dibaca dan dipraktekkan (1) 940 Pengalaman Inspiratif Prof Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI) (1) 941 L u c u (1) 942 Anak adalah titipan Allah (1) 943 Mom is The Best Super Hero in The Word (1) 944 Perang Puisi Laki Laki dan Wanita (1) 945 Kisah Besi dan Air (1) 946 Katak Lomba Lari (1) 947 Kisah Baut Kecil (1) 948 Kisah Wortel (1) 949 Jalan menuju keberhasilan (1) 950 Kisah sepotong kue (1) 951 Membangun atau menghancurkan ekonomi bangsa (1) 952 Hukum Truk Sampah ! (1) 953 Cinta yang Tersembunyi (1) 954 Nilai Seikat Kembang (1) 955 Meja Kayu (1) 956 Enam Kesalahan Terbesar Entrepreneur Yang Jarang Dibahas (1) 957 7 Seni Memaksimalkan Daya Tarik (1) 958 Putuskan Benang Itu ! (1) 959 Bisnis dengan Modal Nol (1) 960 Bekal Sukses Itu Bernama "PD" (1) 961 Saat Kenyataan Tak Sesuai Impian... (1) 962 Di Mana Tempat Terbaik Kita ? (1) 963 Seperti Apa Anda Mengukir Sejarah ? (1) 964 Aku ingin jadi Spiderman (1) 965 Kritik Anda adalah Kue Anda (1) 966 Tentukan Perubahan - Jangan Menunggu ! (1) 967 Di balik Keharuman Pahlawan (1) 968 Arti Cinta Bagi CEO Apple Inc (1) 969 Pengalaman Pramugari (1) 970 Penipuan Canggih Lewat Telepon (1) 971 Sempatkan Untuk Mendengar ! (1) 972 Dimana Letak Bahagia Anda ? (1) 973 Jam Tangan dan Keberanian Mencoba (1) 974 Pengalaman Keliling Dunia Anne Ahira (1) 975 Kuasai Kecerdasan Emosi Anda ! (1) 976 Mengenal Anne Ahira (1) 977 Nikmati Perbedaan (1) 978 Empati (1) 979 Kesendirian Tidak Selalu Mematikan ! (1) 980 Tempayan Retak (1) 981 Tetapkan Tujuan Hidup (1) 982 Hargai Apa Yang Kita Miliki (1) 983 Hikmah Meninggalkan Perkataan Bohong (1) 984 Obat BUKAN JAWABAN (1) 985 Paku dan Pemuda Pemarah (1) 986 Jendela Rumah Sakit (1) 987 Pelajaran Sang Keledai (1) 988 Filosofi Pensil (1) 989 Kutu Anjing dan Motivasi (1) 990 Mengambil Pelajaran dari Permen (1) 991 Tertipu Penampilan (1) 992 Lukmanul Hakim bersama Anak dan Keledainya (1) 993 Lateral Thinking (1) 994 Otak bu guru yg rada rada (1) 995 Racun Hati (1) 996 Hadiah (1) 997 Cangkir Yang Cantik (1) 998 Filsafat Bolak Balik (1) 999 Bajak Laut (1) A. Qoyum Tjandranegara (1) Abu Hanifah (1) Adam Lanza (1) Afrika Utara (1) Air (1) Alfred Nobel (1) Allah (1) Amerika Serikat (6) Amsterdam (1) Anak Jenius Programer Komputer Termuda Dunia (1) Andre Wongso (1) Android (1) Andy F Noya (1) Anjing (1) Anne Ahira (22) APBN (1) Apple Inc (1) Ardiansyah (1) Arthur Cutton (1) Asian Brain (1) At-Thoriq Ilal Jannah (1) Atheis (1) Attitude (1) Autisme (1) Ayam (1) Ayam Jantan (1) Balon (1) Bandara (1) Banjaran (1) Bank (2) Bank Dunia (1) Bank Indonesia (1) Batman (1) Batubara (2) BBM (1) Beijing (1) Being professional (1) Berita Selentingan (1) Besi (1) Bibit (1) Bill Gates (3) Bintaro (1) Bisu dan Lumpuh” (1) Boyolali (1) Buku Sepatu (1) Bullying (1) Bumi (1) Bumi Serpong Damai (1) Bunga (2) Burung (1) Cabai (1) Cahyadi Takariawan (2) California (1) Cangkir (1) Cardiyan HIS (2) Cat Woman (1) Cermin (1) Character Building (1) Charles Schwab (1) Chiken Soup (1) China Airline (1) Chrome (1) Cina (1) Cinta (1) Cita cita (1) Cucu (1) Dadang Kadarusman (1) Dahlan Iskan (2) dan Kopi (1) Dell Computer Corp (2) Desa Bunigeulis (1) Discouragement (1) Dokter (1) Donald Hiroto (1) Donald Trump (1) DPR (1) E-Magazine (1) E-ticket pesawat (1) Easy Money (1) Elang (1) Emha Ainun Nadjib (1) Encouragement (1) Entrepreneur (2) Erdogan (1) Experience (1) Facebook (1) Fakultas Kedokteran Universistas Tarumanegara (1) Financial bootstrapping (1) Fiqh (1) Football Coach (1) Forpiko (1) Freeport Indonesia (1) Fritzhugh Dodson (1) Gedung Kemendikbud (1) Gempa Sumatera (1) Gharar (1) Google (1) Gramedia (1) Growth (1) Gundul (1) Gunung Ciremai (1) Hadiah (1) Halle Berry (1) Harvard University (1) Haryo Ardito (1) Helen Keller (2) Helen Tze (1) Henry Remanleh (1) Heppy Trenggono (1) Hiramsyah S Thaib (1) Hiu (1) Hotel Kempinski Jakarta (1) Howard Hupson (1) Howard Tennan (1) Huisart (1) Ibu Pertiwi (1) Idris-Djunaedi Abdilah (1) Imam Ghazhali (1) India (1) Indonesia (4) Informasi (1) Intangible Asset (1) Interest (1) Internet Marketer (1) Irwan Prayitno (1) Islam (1) Islamedia (1) Ismail Marzuki (1) Ivar Krueger (1) Jabar (1) Jam Tangan (1) James Bond 'Die Another Day (1) Jawa Barat (1) Jean Dominique Bauby (1) Jejaring Sosial (1) Jepang (2) Jesse Livermore (1) Jessica Chandra (1) Jumadi Subur (1) Kabar Angin (1) Kabupaten Kuningan (1) Kakek (1) Kaki Palsu (1) Kantong Empedu (1) Kaos Mutif (1) Kaum Duafa (1) Kecerdasan Emosi (1) Kehidupan (2) Kehilangan (1) Keilmuan (1) Kekuatan dari Fokus (1) Kekuatan Disiplin Diri (1) Kekuatan Impian (1) Kekuatan Manusia (1) Keledai (2) Keluarga (1) Kemauan (1) Kentucky Fried Chicken (1) Kerajaan Arab Saudi (1) Kereta Api (1) Kesehatan (2) Kesehatan Mental (1) Kesempatan. (1) Kevin Carter (1) Khairil Anwar (1) Killing boredom (1) Koki (1) Kolonel Sanders (1) Kompas.com (1) Kopi (1) Korea (1) Korea Selatan (1) Kucing (1) Kura kura (1) Kurikulum SD (2) Kustiyadi (62) Kutu Anjing (1) Kyai (1) Laki laki (1) Lalat (1) Lebih Baik Menyalakan Lilin (1) Lechman Brother (1) Lendo Novo (1) Leon Fraser (1) Li-li (1) Ling (1) Lisa Long (1) Lukmanul Hakim (1) M Anis Matta (1) Macintosh (1) Maisyir (1) Majalah PESONA (1) Massachusetts (1) Mata Satu (1) Matahari (1) Matsnawi Ma'nawi (1) Maulana Jalaluddin Muhammad Mowlavi (1) Menikah (1) Menteri BUMN (1) Michael Dell (1) MicroSoft Inc (2) Mind changing concept (1) Miskin (1) Moral (1) Motivasi (4) motivatweet (1) MT. Whitney High School Visalia (1) Muhaimin Iqbal (1) MUI (1) Mumun (1) Munawar Kholil (1) Musfikin (1) Nabi Musa as (1) Narso (2) Natin (1) Nelson Mandela (1) Nenek (2) New York Times (1) Nida (1) Ninik Kristiyani (1) Nobel (1) Obat (1) Operasi (1) Orangtua (1) Oscar (1) Pacul (1) Pahlawan (1) Paku (1) Parang Aris Budiman (1) Peking (1) Pelaut (1) Pembelah Kayu (1) Pemburu (1) Pemuda (1) Pemuda Pemarah (1) Pencuri Kue (1) Pendidikan (3) Penipuan (1) Penjual Es Keliling (1) Pensil (1) Penyesalan (1) Penyihir Sakti (1) Permen (1) Petani (1) Pixar Animation Studios (1) Polda Metro Jaya (1) Pramugari (1) PT. Sulaksana Watinsa Indonesia (1) QS: Al-Israa’ ayat 36 (1) QS. Al Baqarah : 155-157 (1) QS. Al Hujurat ayat 6 (1) QS. Ar Rum : 41 (1) QS. Maryam 25 (1) Racun (1) Raja (1) Raja Dinamit (1) Ramang-Aang Witarsa (1) Razzie Award (1) Reed College (1) Register Content (1) Rejeki (1) Rekening (1) Rentenir (2) Restoran (1) Rhenald Kasali Prof (1) Riba (1) Richard Whitney (1) Robert G. Ingersoll (1) Rokok (1) Romo Mangunwijaya (1) Rumah Sakit (4) Salma (1) Sanders (1) Sandra Eller (1) Sandy Hook di Newtown (1) Sanggar Tari (1) Sarkozy (1) Satwa (1) Sebuah Pelajaran Berharga dari Jordania (1) Sedekah (1) Sejarah (1) Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (1) Seligman (1) Semarang (1) Semut (1) Seoul (1) Setiawan Eko Nugroho (1) Shanghai (1) Shasimi (1) Sinetron (1) Singa (1) Singapura (2) Sinshe (1) SMS (1) Soetjipto Soentoro-Anwar Udjang (1) Solihin GP-Sukandar (1) Spider Man (1) ST (1) Steve Jobs (1) Steven Ny (1) Steven Wozniak (1) Subakat Hadi (1) Sudan (1) Sugiharto (1) Sumur (1) Sunan Kalijaga (1) Sundar Pichai (1) Suster (1) Susy Aisyah Nataliwati (1) Swim with the tide (1) Taman Kanak Kanak (1) Tan Shot Yen dr. (1) Tangan Berkait (1) Telur (1) Tempayan (1) The Art of The Comeback (1) The Art of The Deal dan Surviving at the Top (1) The Power of Dreams (1) The Power of Focus (1) The Power of Self Discipline (1) The Well of Ruma (1) Thomas Lickona (1) Tipp-Ex (1) Toko Obat Cina (1) Toyota Corporation (2) Tri Astuti (3) Tsabit bin Ibrahim (1) Tukang Air (1) Tuli (1) Tunov Mondro Atmodjo (1) Twitter (1) Ucok Baba (1) USA Today (1) Ushul Fiqih (1) Utsman bin Affan (1) Vince Lombardi (1) Wang (1) Wanita (2) Widjajono Partowidagdo (1) Wortel (1) Yoyoi Oyoi (2) Zakky (1)