Dalam
perjalanan pulang dari hutan seorang pemburu mendapati sebuah sarang
burung yang terjatuh dari dahan pohon yang besar. Setelah dilihat lebih
seksama, ternyata masih ada sebutir telur yang utuh, tidak pecah.
Dibawanya telur itu pulang. Sesampainya di rumah telur tersebut
diletakan jadi satu dengan telur-telur ayam miliknya yang sedang
dierami oleh induknya.
Ketika menetas ternyata telur burung
yang ditemukan oleh pemburu tersebut adalah telur burung elang.
Karenanya ketika anak-anak ayam tersebut mulai besar, si anak burung
elang mempunyai postur yang berbeda dengan “saudara-saudaranya” yang
lain.
Pada suatu siang yang terik, ayam-ayam itu sedang mencari makan di
ladang, tiba-tiba datanglah seekor burung elang mencari mangsa. Dengan
suaranya yang melengking, burung elang terbang berputar-putardi atas
ladang. Kontan saja, ayam-ayam yang sedang asyik makan diladang lari
tunggang langgang mencari tempat persembunyian. Tetapi sianak burung
elang tetap terdiam di tengah ladang seraya menatap burung elang yang
masih berputar-putar di udara. Si anak burung elang masih berpikir
ternyata ada “ayam” besar yang mirip dirinya bahkan bisa terbang dengan
gagahnya. Mendadak si anak burung elang terbesit keinginannya untuk
terbang. Setiap hari ia berlatih untuk bisa terbang, tapi selalu gagal.
Ketika sedang belajar terbang dan hampir putus asa, tiba-tiba datang
kembali burung elang mencari mangsa. Sekali lagi, si anak burung elang
tidak mau sembunyi, tapi terus memperhatikan burung elang yang terbang
berputar-putar di atasnya. Tiba-tiba si burung elang terbang menukik dan
menyambar anak elang yang masih terbengong. Dengan cengkeraman kakinya,
burung elang dewasa membawa anak burung elang terbang. Inilah kali
pertama dia mengalami pengalaman terbang. Dan mulai saat itu, si anak
elang belajar terbang dengan burung elang dewasa itu.
ELANG TIDAK MUNGKIN BISA TERBANG,
KALAU DIA HIDUP DI KUMPULAN AYAM
Ada seorang bijak yang mengatakan bahwa buku yang saat ini kita baca dan teman kita saat ini-lah yang akan memberikan gambaran kondisi kita lima tahun yang akan datang. Karena itu, berhati-hatilah memilih teman karena mereka akan mempengaruhi pola pikir dan sikap kita dalam kehidupan. Tetaplah bergaul dengan orang-orang yang senantiasa memberi pengaruh energi positf kepada kita.
“Permisalan teman yang baik dan teman
yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi.
Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau
bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi
(percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap
mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim
2628)
Tanpa bermaksud untuk membeda-bedakan
dalam berteman, akan lebih baik kalau kita selalu bergaul dengan
orang-orang yang sukses, orang yang cerdas. Mereka adalah orang-orang
yang tidak hanya sukses dunia (materi) tapi juga sukses akhirat.
Posted by mas narso
Posted by mas narso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar