Pada suatu akhir
pekan yang padat saya berangkat pagi-pagi ke sawah percobaan kami di Boyolali,
di sana telah menunggu dengan antusias rombongan petani yang datang dari sentra
produksi beras nasional di Jawa Barat. Selesai berdiskusi di sawah bersama team
kami dan para petani tersebut, saya harus bergegas balik ngejar pesawat ke
Jakarta. Namanya juga dari sawah, tanpa saya sadari sepatu saya masih ada bekas
tanah sawah disana sini ketika masuk ruang tunggu bandara. Rupanya beberapa
penumpang lain melihatnya, saya membayangkan apa yang ada di pikiran mereka
seandainya terucap mungkin akan bilang “ …ono wong ndeso naik pesawat…”.
Saya memperoleh
pelajaran yang sangat berharga dari kejadian ini , bukan karena malu dilihat
orang sebagai ‘wong ndeso’ – tetapi dari inspirasi solusi berbasis kecepatan
putaran atau gerakan saya hari itu – yang bahkan tidak sempat membersihkan
sepatu.